Butiran Air Mata Cinta  

Posted by: Sahabat Sejati in ,

Perjalanan hidup manusia memang berubah-ubah setiap detiknya, begitupun aku menapaki kehidupan ini. Semua diluar kehendak, walau aku yakin bahwa dengan keyakinan Allah akan mengabulkan keinginanku.

Aku ingat firman Allah dalam Al-quran :

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah- Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Al- Baqarah 186)
Kisah I (sekitar tahun 1989)
Ketika itu dunia seperti tak memihak kepadaku, dunia ini seperti berputar. Berawal secarik surat singkat yang dititipkan lewat bundaku.
"Nak, tiga hari yang lalu temanmu datang ke rumah." ucap Bundaku.                                                   
"Siapa bunda...?" setengah berlari aku mendapati bunda sedang menjahit tangan taplak meja.
"Itu lho, arjunamu." Tersenyum Bunda sambil melepaskan jahitannya, "Ach Bunda"....kataku.
Artinya anak bunda sudah besar dan dewasa, sambil meraih kepalaku dan aku rebahan di pangkuannya. "Oh ya...Bunda lupa ada surat untukmu, bunda simpan dekat buku-buku kamu, udah sana baca suratnya...!!" "hmm....bunda kenapa ga dari tadi kalau ada surat....."kataku merajuk. Aku setengah berlari menuju kamarku. Mataku segera pada tumpukan buku-buku, aku melihat amplop surat sederhana, aku lihat tak tertera pengirimnya. Dengan segera aku membuka surat tersebut.
"Bunda...., Cinta dikamar ya....!!" teriakku. Dengan hati-hati aku buka surat tipis itu, aku jadi teringat masa sekolah dulu. Aku mulai membaca kata demi kata, dadaku berdegup kencang. Surat itu tertuliskan "Temui saya dirumah malam minggu besok, penting!!"
Astaghfirullah....aku bergumam, hatiku menjadi resah setelah membaca surat itu. Dalam hatiku bertanya-tanya, kenapa isi surat itu membuat aku takut. Namun aku membuang jauh-jauh semua prasangka buruk itu.
Aku berpikir, aku ingin segera tahu mengapa dia menuliskan pesan itu padaku. Aku segera keluar dari kamar dengan beribu pertanyaan, "Bunda....bunda....!!" aku memanggil Bundaku, mungkin saja sebelumnya dia menulis surat itu dia menitipkan pesan lisan pada bundaku.
"Bunda, Cinta mau tanya soal dia. apakah dia menitipkan pesan lain pada bunda ketika dia main kesini?" tak sabar rasanya aku ingin segera tahu dari bundaku.
"Tidak sayang, dia hanya tiduran saja di ruang keluarga sambil nonton tv." Bunda mengeryitkan alisnya menatapku. "oh...bunda, cinta pamitan ya mau kerumah dia." sambil cium tangan bundaku. setengah berlari aku ambil motor tersayangku, lalu aku pergi.
Dengan hati gelisah campur cemas, aku setengah ngebut meninggalkan rumah. Aku sempat melihat Bundaku cemas melihat tingkahku, aku masih mendengar ketika Bunda berpesan, "Hati-hati sayang....!!!".
Hampir satu jam aku sudah sampai ke rumahnya, hatiku berdegup karena beberapa kali salam tidak ada juga yang membuka pintunya. Tiba-tiba,
"Wa'alaikumsalam....Mbak mau cari siapa ya?" seorang wanita hampir sama denganku ketika itu keluar membuka pintu.
"Maaf, mbak apa Mahmud nya ada?" kataku pada wanita itu.
"Oh ...ada mbak tunggu sebentar ya..."lalu wanita itu meninggalkan aku didepan pintu.
Tak berapa lama, ada yang memanggil namaku dari sebelah kananku (samping rumah).
"Cinta...., sama siapa kamu kesini?" dia memelukku.
"eh eh...tamu ko gak disuruh masuk dulu kek....main peluk aja" kataku merajuk. Aku melihat kerinduan yang dalam. Memang setelah sekian minggu kita tidak bertemu, hingga akupun merasakan hal yang sama.
"Ayo...masuk. Mau minum apa...panas...dingin...sambil tertawa memamerkan giginya yang rapih  itu." Dia memeluk aku membawa kedalam rumahnya. 
"Aduh panas banget ya...." kataku sambil menghempaskan pantatku yang pegal di motor tadi. Yang lebih penting aku sangat bahagia, karena semua prasangkaku yang buruk tidak terjadi. Mengapa aku berprasangka buruk, karena dia mau pergi menjadi tentara atau polisi ketika lulus sekolah SMU dulu.

Jam menunjukan pukul 14.00 wib, hampir satu jam  aku cerita ngalor ngidul. Tiba-tiba aku ingat tempat makan bakso yang ada es kolak dingin semasa sma dulu. Itu tempat favorit ketika pulang sekolah.

"M, hari ini kamu sibuk gak?" kataku diantara cerita.
"nggak, knapa?" sahutnya. 
"masih ingat gak tukang bakso kita dulu" aku senyum-senyum mengingat masa itu.
"oo...masih lah" lanjutnya
"ok hari ini kita kesana yuck!!, aku kangen makan bakso itu lagi" merajuk aku menarik tangannya.
"ya udah, aku ganti baju dulu ya" dia meranjak dari duduknya meninggalkanku.

Aku senang sekali, aku ingin bernostalgia bersamanya. Aku membaca beberapa majalah dekat meja sambil menunggu dia ganti baju. Tak lama, aku melihat dia dengan kemeja kotak-kotak kesukaannya, hmm...tampak keren. aku tersenyum.

"ayok...kita pergi. udah habiskan dulu minumnya" dia sudah berada dekatku.

"ok...."aku meranjak.

Tiba-tiba namanya di panggil oleh adiknya. "Sebentar ya..." dia beri isarat padaku

aku hanya tersenyum. Lalu aku mendengar, adiknya menangis. Aku heran, dalam benakku ada apa ya kok menangis gitu. Lalu aku duduk lagi, semakin keras saja suara tangisan itu.
Sekilas aku mendengar suara tangisannya itu.

"M, jangan pergi...!!" suara itu seperti mencurigakan.

aku akhirnya bangkit dari duduk, dan

"M, kenapa adikmu ga boleh kamu pergi?"aku sempat tanyakan itu

Aku semakin heran ketika tangan itu menarik baju dia hampir rosek pas lengannya. 
Ada apa gerangan, aku semakin heran.

"M...kenapa dan ada apa ini?" aku beranikan ada diantara mereka.

Aku melihat dia terdiam, dan wajah sembab dengan air mata berurai membuat aku semakin heran. Aku tak tega rasanya melihat pemandangan ini, namun aku heran dan semua itu tak terjawab karena dia diam saja. Aku sempat melihat tangan adiknya itu ditepiskan dari lengannya hingga hampir jatuh, wajah dia merah seperti menyimpan kemarahan.

Aku pamit, meninggalkan mereka setengah berlari. Aku menyimpan rasa kecewa yang dalam, mengapa semua ini terjadi. Semua tak ada jawaban. Dia meninggalkan aku di rumahnya seketika dan aku gak tahu kemana.

Tiba didepan sebuah warung kecil, aku melihat seorang ibu dan bapak setengah baya memperhatikan tingkahku ketika itu.

"Neng....ini neng cinta bukan?" sapa bapak itu.
"Oh iya...ini kan pamannya M ya...?" aku sempet kaget dengan sapaannya.

"Neng sini mampir sebentar, bapak mau bicara" lanjutnya,  sambil menghampiri aku menyembunyikan tangis tertahan.

"Mang...apa khabar, eh bibi...sedang apa bi?" aku tahu tiba-tiba bibinya M menyibukan merapikan warungnya. 

"Eh neng cinta....mau minum apa neng?"dengan ramah bibi menawarkan minum.

"enggak usah bi, cinta udah minum kok" elakku.

"eh...neng...kenapa kakinya berdarah gitu?" bapak itu meraih tanganku untuk duduk dekatnya.
"aduh...gak tahu ya mang, kenapa ya. Oh mungkin tadi cinta tersandung di akar pohon itu mang" karena tadi aku tidak lagi memperhatikan akar pohon karena air mata tergenang menahan kekecewaan.

"ya udah ...sini mang obatin. Mah...ambilin betadin dan tensoplasnya, buat neng cinta kakinya berdarah" seengah menyuruh isterinya pamannya M bergegas membersihkan darah yang mengalir tak terasa itu.

"iya pak...sebentar" sahut isterinya. Tak lama kemudian, bibi membawa peralatan K3 nya.

Setelah di bersihkan dan dibalut. Aku memberanikan bertanya soal M selama ini.



tunggu lanjutannya ya....^_^






Akibat Rakus Harta Dunia  

Posted by: Sahabat Sejati in


AKIBAT RAKUS HARTA DUNIA

Rumah megah, mobil mewah dan harta yang melimpah saat ini menjadi idaman dari hampir semua manusia untuk memilikinya. Rumah megah menjadi lambang status sosial pemiliknya. Mobil mewah menjadi lambang kehormatan. Harta yang melimpah menjadi lambang kebanggaan.
Mereka merasa mulia dengan melimpahnya harta dunia. Sebaliknya mereka merasa menjadi orang yang hina dina saat rejeki mereka seret atau usaha mereka macet. Padahal sikap hidup seperti itu tidak benar dan telah disanggah Allah dalam QS Al-Fajar : 15-20

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (١٥)وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (١٦)كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ (١٧)وَلا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (١٨)وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلا لَمًّا (١٩)وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

(Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, “Tuhanku menghinakanku”. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.). Sikap seperti itu muncul karena kecintaan mereka kepada harta dunia yang berlebihan.

Harta dunia memang dijadikan indah dalam pandangan manusia. [QS.Ali Imran : 14] Sehingga banyak manusia menumpuk harta yang menjadi kecintaannya sampai-sampai tidak habis dimakan anak cucu tujuh turunan.

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Manusia rakus terhadap harta dunia sehingga tidak peduli halal haram. Semua diterjang untuk mendapatkan harta. Pengusutan yang dilakukan KPK terhadap berbagai kasus suap dan korupsi seperti yang dilakukan oleh Artalita Suryani yang menyeret mantan jaksa Urip, Dharnawati yang menyeret beberapa pejabat Menakertrans, Gayus Tambunan yang menyeret beberapa aparat kepolisian, M Nazaruddin yang menyeret beberapa pejabat Kemenpora merupakan bukti kerakusan manusia akan harta dunia.

Kasus perampokan bank, pembobolan mesin ATM, penggelapan uang nasabah dan pemalsuan uang semakin meningkat. Penipuan dengan kedok arisan, koperasi, dan investasi semakin sering terjadi. Konflik horizontal yang menelan banyak korban jiwa yang disebabkan oleh sengketa lahan pertanian, perkebunan dan pertambangan menyeruak dimana-mana.

Pendudukan yang dilakukan oleh kekuatan asing atas Irak dan Afganistan, penggulingan atas pemerintah Tunisia, Mesir, dan Libya, dan intimidasi yang dilakukan terhadap Iran bukan tidak mungkin berlatar belakang rakus terhadap harta dunia. Allah memberitakan bahwa manusia yang paling rakus terhadap harta dunia itu adalah orang Yahudi.

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ
(Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan [QS.Al-Baqarah : 96]) Bahkan mereka juga dikutuk seperti kera yang hina
[QS Al-Baqarah : 65]

Kera adalah binatang yang paling rakus terhadap makanan. Meski mulutnya penuh kacang, tangannya membawa pisang, dia akan merebut makanan yang dibawa pengunjung kebun binatang.
Saudaraku, sudah banyak kerabat, teman dan sahabat yang menjadi penghuni penjara karena kejahatan yang mereka lakukan untuk mendapatkan harta. Sudah banyak sengketa yang menyebabkan korban jiwa karena harta.

Sudah banyak manusia menjadi calon penghuni neraka karena kerakusan mereka akan harta. Belumkah tiba waktunya bagi kita semua untuk mengecilkan harta dunia dan membesarkan akherat? Dalam pandangan Allah harta dunia tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk. Lalu mengapa kita memperebutkannya dengan mengorbankan akherat?

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Mari kita sadari bahwa sebenarnya harta dan anak-anak itu hanyalah cobaan (Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar [QS Al-Anfaal : 28]),

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

dan kesenangan yang menipu (Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
[QS Al-Hadiid : 20]).

Jangan sampai kita tertipu dan gagal menghadapi cobaan. Mari kita perlakukan yang kecil itu kecil dan yang besar itu besar. Sedang yang lebih besar, lebih baik dan lebih kekal adalah kehidupan akherat (dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. [QS Adl-Dluhaa : 4]);

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الأولَى

Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).
(Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal [QS. Al-A'laa : 17]).

وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Semoga Allah memilih kita menjadi hamba-Nya yang pandai mengecilkan dunia dan membesarkan akherat, menjadi penguasa harta, bukan malah dikuasai harta, aamiin.
Sumber

Orang-orang Yang Menolak Kebenaran, Hatinya Akan Keras Seperti Batu  

Posted by: Sahabat Sejati in

Sahabat fillah yang tercinta dimanapun berada
simak sedikit postingan cinta kali ini....semoga bermanfaat untuk kita semua....

Orang-orang Yang Menolak Kebenaran, Hatinya Akan Keras Seperti Batu

Allah berfirman :
“Bukankah mereka berjalan di atas muka bumi, lalu (bukankah) mereka pun memiliki hati yang mereka bisa berpikir dengannya, atau memiliki telinga yang mereka bisa mendengar dengannya. Maka sesungguhnya bukanlah mata mereka yang buta, akan tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada” (Al-Hajj : 46)

“Dan sungguh Kami telah jadikan banyak dari penghuni neraka Jahanam dari kalangan jin dan manusia, mereka memiliki hati, akan tetapi tidak digunakan untuk memahami, dan mereka memiliki mata, akan tetapi tidak digunakan untuk melihat, dan mereka pun memiliki telinga, tetapi tidak digunakan untuk mendengar, mereka bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat, mereka lah orang-orang yang lalai” ( Al A’raaf : 179 )

Subhanallah....

Sekiranya ada aturan dan pengaturan yang jelas dalam Al-Quran tentang kebenaran mengapa kita selalu melanggarnya?
Ada kata-kata yang sering kita dengar, bahwa adanya aturan untuk dilanggar....Astaghfirullahaladziim...

Apakah tidak menyadari bahwa setiap pelanggaran itu ada konsekwensi hukuman yang jelas? sekalipun itu aturan dlm sebuah perusahaan, pemimpin tetaplah pemimpin yang tidak dapat disamakan dengan bawahan. Pemimpin mempunyai kewenangan dalam menetapkan siapapun yang melanggar aturan.

Dalam Al-Quran di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 74 yang artinya:
“Kemudian setelah itu, hati kalian mengeras bagaikan kerasnya batu, bahkan lebih keras lagi (dari batu)” 
(Al Baqarah : 74)

Karena bagi para pelanggar yang mencoba melakukan pelanggaran akan jauh dari kebenaran. Apabila terus menenerus dilakukan maka akan mengeraslah hatinya menerima kebenaran.

“Tatkala mereka menyimpang (dari kebenaran), maka sekalian Allah akan simpangkan hati mereka, dan Allah tidaklah memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (As Shaf : 5)

Ya Allah lembutkan hati kami, jauhkan kami dari kesesatan yang nyata, jauhkan kami dari azab dunia dan akherat...

Aamiin ya Rabbal'alamiin...
 

*Sebagian amalan yang menyelamatkan dari jilatan api neraka*  

Posted by: Sahabat Sejati in

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh....

*Sebagian amalan yang menyelamatkan dari jilatan api neraka*

Dari salah satu hadits, kita dapati Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya.
Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau
bersabda....
“Bersedekahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)

Ukhti muslimah...... !!!!
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari adzabnya. Amin.
Wallahu A’lam bish Shawwab.

Subhanallah Walhamdulillah Walaillahaillallah Wallahuakhbar....Walahaulawala quwata illa billa hil a'liyil a'zim...
Allahumma soli ala Saidina Muhammad wa ala ali Saidina Muhammad.... !!!

Khasanah Bimbingan Suami Dunia Akherat  

Posted by: Sahabat Sejati in

Khasanah Bimbingan Suami Dunia Akherat


Buat seorang wanita, harta yg paling berharga di dlm hidup ini adalah seorang suami yg Shaleh, kepadanyalah, seorang istri akan merasakan kebahagian di dalam hidupnya dan di akhirat kelak, keberuntunganlah yg akan di terima seorang istri, jika dia mempercayakan hidupnya, memberikan segala cinta, perhatian, dan kasih sayangnya kepada suami yg shaleh, karena dirinyalah, seorang istri akan mendapatkan apa yg di dambanya, ketenangan, keteduhan, kedamaian, perlindungan dan cinta serta sayang… 

1.””Suami yg shaleh adalah seorang yg bisa membahagiakan istri dan anak-anaknya serta keluarganya baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Seorang suami yg sholeh tidak akan memberi istri dan anak-anaknya kecuali dengan harta yg halal.

2.””Seorang suami yg shaleh adalah suami yg mampu menjaga amanah yg di berikan kepadanya, dan istri adalah amanah yg diberikan kepada seorang laki-laki yg menjadi suaminya.

3. ””Seorang suami yg shaleh adalah seorangan suami yg mampu memperlakukan istri dan juga kepada anak-anaknya dgn sifat-sifat yg terpuji, seorang suami yg shaleh akan selalu memperlakukan istrinya dgn sabar, sabar dgn setiap kesalahan-kesalahan istrinya dan memperlakukan istrinya dgn kelembutan dan penuh maaf saat istri di penuhi dgn emosi dan kemarahan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. menilai bahwa suami yang terbaik baik adalah yang paling baik pada istrinya.

“Orang Mukmin yang paling sempurna Imannya ialah yang paling baik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrimu.” (HR. Tirmidzi no. 2537)

“…dan bergaullah dengan mereka secara baik…” (QS. An-Nisaa [4]:19)

“Sebaik-baik kalian adalah kalian yang terbaik terhadap isterinya. Dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap isteriku.” (HR. Ibnu Majah no. 1967).

“Hendaklah kamu (suami) memberi makan istri apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya, dan jangan engkau jelekkan dia, dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, dan yang lainnya).

4. ””Suami yg shaleh adalah suami yg mampu menjadi pemimpin di dalam rumah tangganya, seorang suami bagaikan pemerintah di dalam rumah tangganya,seorang suami yg sholeh adalah yg mampu memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya di dlm pemerintahan yg di pimpinnya, dlm hal ini adalah istrinya. Memberi Bimbingan pada Keluarga, suami mempunyai status sebagai pemimpin dalam keluarga, karenanya ia berkewajiban memberi nafkah lahir, batin, dan memberi bimbingan agama kepada istri dan anaknya.

“Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (isteri) dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 233)

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.” (QS. Ath-Thalaaq [65]: 6)

“Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (suami) atas sebagian yang lain (istri), dan karena mereka (suami) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa 4: 34)

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thahaa [20]: 132).

“Apabila seorang muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dengan mengharap keridloan Allah maka baginya Shedaqah.” (HR. Bukhari no. 4932).

5. ””Seorang suami yg shaleh akan selalu mampu bersikap bijaksana di dalam tindakannya, menghargai pendapat istrinya, dan jika terjadi perbedaan pendapat dgn istrinya dgn sikap terpuji dan penuh cinta kasih menghargai pendapat sang istri serta mencari titik temu bersama dlm kerangka yg diperintahkan oleh Allah Subhana Wa Ta’ala dan menjauhi segala apa yg di larang oleh Allah Subhana Wa Ta’ala.

6. ””Seorang suami yg shaleh akan selalu mampu menjadi teladan terpuji buat istri dan anak-anaknya,mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yg baik, dan mendidik diri, istri, dan anak-anaknya utk menapaki jalan-jalan yg menuju keridhoan Allah.

7. ””Seorang suami yg shaleh adalah seorang suami yg mampu membuat dirinya, istrinya dan anak-anaknya mencintai ilmu, menguasai ilmu dan mampu mengamalkannya, menjadikan ilmu yg di perolehnya itu bermanfa’at bagi Bangsa, Negara, dan Agamanya.

8. ””Seorang suami yg shaleh adalah suami yg mampu membuat istrinya dan anak-anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yg luar biasa serta menapaki tangga-tangga sukses di dunia dan di akhirat kelak.

9. ””Seorang suami yg shaleh adalah suami yg mampu membimbing istri dan anak-anaknya di dalam sebuah akidah Syariat Islam menuju NUUR JANNAH (CAHAYA SYURGA), seorang suami yg shaleh adalah suami yg akan selalu menjaga istri dan anak-anaknya dari api neraka.

Konflik dalam Rumah Tangga & Penyelesaiannya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syaithan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raaf [7]: 201).

ღ☆ღ♥Dekaplah Suamimu...!!ღ☆ღ♥  

Posted by: Sahabat Sejati in

 Dekaplah Suamimu...!!
ღ☆ღ♥ Sambut dengan Sengyumanღ☆ღ♥



.ღ☆ღ♥ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥ღ☆ღ
´♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥

Lepaskan kepergian suamimu dengan doa dan sambutlah kedatangannya dengan senyuman. Anak-anak kita mengajarkan kepada orangtua bagaimana sepatutnya menyambut kedatangan mereka.

Hilang semua letih karena sambutan sang isteri serta anak-anak tercinta ketika tiba di rumah. Ada sebuah kisah yang yang menarik, Kisah ini pernah di alami sendiri oleh Rasulallah Salallahu Alaihi Wasallam bersama isterinya Siti Khadijah.

Peran istri sholehah tercermin dalam cerita ini :

Ketika Rasullah Salallahu Alaihi Wasallam mendapatkan wahyu pertama di Gua Hira,

Malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah!”

Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam n menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Beliau menuturkan, “Lalu malaikat itu memegang dan mendekapku sampai aku merasa lelah. Kemudian ia melepaskanku dan megnatakan, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku tidak dapat membaca!’

Malaikat itu mengulanginya untuk yang ketiga sambil mengatakan, “Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq; bacalah, dengan  menyebut nama Rabbmu yang menciptakan.” (Al-’Alaq [96] : 1).

Kemudian Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam  pulang. Kepada istrinya, Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Lalu beliau diselimuti sampai rasa keterkejutannya hilang. Kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku Khawatir terhadap diriku.”

Khadijah menjawab, “Tidak. Demi Allah, sama sekali Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sebab, engkau orang yang mempererat tali persaudaraan dan memikul beban orang lain. Engkau orang yang menghormati tamu, membantu orang yang susah, dan membela orang-orang yang berdiri di atas kebenaran.” (HR. Bukhari).

Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan manfaat...

 ♥ SALAM UHIBBUKUM FILLAH ♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥

Yang Dibunuh dan yang Terbunuh di Neraka  

Posted by: Sahabat Sejati in

Yang Dibunuh dan yang Terbunuh di Neraka

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا أَشَارَ اَلرَّجُلُ عَلَى أَخِيْهِ بِالسِّلَاحِ فَهُمَا عَلَى حَرْفِ جَهَنَّمِ فَإِذَا قَتَلَهُ وَقَعَا فِيْهَا جَمِيْعًا- النسائي

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Jika seseorang laki-laki menghunuskan senjata kepada saudaranya, maka keduanya berada di bibir neraka. Dan jika ia membunuhnya maka keduanya jatuh ke dalamnya.” (Riwayat An Nasa’i dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)

Hadits di atas merupakan peringatan bagi umat Islam agar tidak membunuh saudaranya yang darahnya dilindungi oleh syariat.

Dari hadits di atas, Imam Al Munawi menjelaskan bahwa orang yang terbunuh juga masuk neraka karena ia juga berazam membunuh saudaranya.

Dari hadits di atas para ulama juga mengambil kesimpulan bahwa barang siapa berniat untuk melaksanakan maksiyat kemudian ia terus-menerus dalam niatnya itu, maka ia telah berdosa meski tidak sampai melakukannya. (Faidh Al Qadir, 1/362)

Jika demikian maka hendaklah sesama Muslim menghindari permusuhan dengan saudaranya yang lain, apalagi sampai berniat menghilangkan nyawa Muslim yang lain karena hal yang demikian menghantarkan pelakunya ke neraka, baik yang membunuh maupun yang terbunuh.

Jauh-Dekat Berpahala  

Posted by: Sahabat Sejati in

Jauh-Dekat Berpahala

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الأَبْعَدُ فَلْأَبْعَدُ مِنَ الْمَسْجِدِ أَعْظَمُ أَجْراً- أبو داود

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Yang lebih jauh. Maka yang lebih jauh (rumah) dari masjid lebih banyak pahalanya”. (Riwayat Al Hakim dan beliau menshahikannya)

Dari hadits di atas Al Allamah Abdurrauf Al Munawi menjelaskan bahwa setiap bertambah jauh jarak rumah dengan masjid maka bertambah pula pahala, karena banyaknya langkah yang ditempuh.
Dan ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa Rasulullah melarang para sahabat menjual rumah mereka dikarenakan jauh dengan masjid, hingga beliau bersabda,”Sesungguhnya bagi kalian setiap langkah adalah satu derajat”.

Hal ini tidak bertentangan dengan periwayatan yang menunjukkan fadhilah dekatnya rumah dengan masjid. Pada asalnya memang rumah yang dekat masjid lebih utama dibandingkan dengan rumah yang jauh darinya, hingga seluruh keluarga dari kabilah Bani Salamah ingin menjual rumah mereka yang jauh dari masjid untuk pindah ke daerah yang lebih dekat dengannya. Melihat hal itu maka Rasulullah tidak menyukainya karena menyebabkan wilayah terluar Madinah menjadi kosong hingga akhirnya beliau menyampaikan keutamaan tinggal meski jauh dari masjid. (Faidh Al Qadir, 3/221)

Jika demikian maka beruntunglah mereka yang tinggal dekat dengan masjid juga tidak rugi mereka yang tinggal jauh dari masjid, karena semakin jauh semakin banyak pahala yang diperoleh.

Nabi pun Bercanda  

Posted by: Sahabat Sejati in

Nabi pun Bercanda

:قال رسول الله صلى الله عليه و سلم 
إِنِّي لَأَمْزَحُ وَلَا أَقُوْلُ إِلَّا حَقًّا
(الطبراني)

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terlah bersabda:”Sesungguhnya aku benar-benar bercanda dan aku tidak mengatakan kecuali dengan perkataan yang haq” 
(At Thabarani, dengan sanad hasan menurut Al Hafidz Al Haitsami)

Dari hadits di atas Imam Al Munawi menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bercanda meski beliau seorang rasul Allah, hingga Ibnu Uyaiman berpendapat bahwa bercanda merupakan bagian dari sunnah. Sedangkan canda Rasulullah sendiri tidak ada unsur bathil dan berlebihan.

Diantara canda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam termasuk perkataan beliau terhadap seorang wanita,”Suamimu yang ada warna putih di matanya”, juga perkataan beliau kepada seorang wanita tua,”Tidak masuk surga orang yang tua”, serta pernyataan kepada yang lain,”Kami benar-benar mengangkutmu di atas anak onta”.

Imam Al Mawardi sendiri menjelaskan bahwa bercanda sendiri memiliki dampak positif, yakni untuk mengakrabkan pertemanan dan menghibur lawan berbicara, dan ini tidak terwujud kecuali dengan perkataan yang baik dan tidak berlebihan. Sedangkan bercanda secara berlebihan akan menghilangkan wibawa, sebagaimana disampaikan oleh Raghib Al Asfahani.

Meski dianjurkan bercanda namun Ibnu Arabi menjelaskan bahwa menjadikan dien sebagai bahan gurauan adalah perkara yang dilarang karena itu bentuk dari kebodohan, sebagaimana yang dikabarkan Allah Ta’ala yang artinya,”Seungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk menyembelih sapi betina. Mereka pun mengatakan,’Apakah engkau menjadikan kami sebagai ejekan?’ Berkatalah Ia (Musa Alaihissalam),’Sesungguhnya aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk golongan orang-orang yang bodoh’”. (Al Baqarah: 67) (lihat, Faidh Al Qadir, 3/18,19)


Sumber : Hidayatulah.com

Tatkala Dunia Dibandingkan dengan Akhirat  

Posted by: Sahabat Sejati in

Tatkala Dunia Dibandingkan dengan Akhirat


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَماَ يَمْشِي أَحَدُكُمْ إِلَى الْيَمِّ فَأَدْخَلَ أُصْبُعَهُ فِيْهِ فَماَ خَرَجَ مِنْهُ فَهُوَ فِي الدُّنْيَا –الحاكم

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidaklah dunia bagi akhirat kecuali seperti salah satu dari kalian berjalan menuju samudera lalu ia memasukkan jarinya padanya, maka apa yang menetes darinya adalah untuk dunia.” 
(Riwayat Al Hakim dan beliau menshahihkannya)

Manusia sendiri mengalami tiga fase kehidupan, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat serta kehidupan di antara keduanya. Maka jika dibandingkan lama kehidupan dunia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dua kehidupan setelahnya yang bersifat kekal. 

Imam Al Munawi menjelaskan bahwa permisalan di atas adalah permisalan antara yang ghaib (akhirat) dengan yang hadir yakni lautan dan air yang menetas dari jari bertujuan untuk memudahkan pemahaman dalam menggambarkan keremehan dunia meski pada hakikatnya keremehan dunia terhadap akhirat jauh lebih rendah. (Lihat, Faidh Al Qadir, 5/517)

Ketika manusia akhirnya memahami dengan benar nilai dunia dibanding akhirat maka hal itu bisa mengingatkan dari keterlenaannya dari dunia dan sekaligus memotivasinya untuk meningkatkan amalan sebagai bekal kelak di akhirat.

Berwibawa di Hadapan Makhluk  

Posted by: Sahabat Sejati in

Berwibawa di Hadapan Makhluk


إِذَا خَافَ اللَّهَ العَبْدُ أَخَافَ اللَّهُ مِنْهُ كُلَّ شَيْءٍ وَإِذَا لَمْ يَخَف العَبْدُ اللَّهَ أَخَافَ اللَّهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ – العقيلي

Artinya: Jika seorang hamba takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Dan jika seorang hamba tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikan ia takut kepada segala sesuatu. 
(Riwayat Al Uqailiy)

Al Hafidz Al Ghumariy menyatakan bahwa Al Hafidz As Sakhawiy menyebutkan syawahid yang menguatkan hadits ini (lihat, Al Mudawiy, 1/344). Sebagaimana Al Ajluniy juga menyebutkan hadits serupa yang diriwayatkan oleh Abu As Syaikh, Ad Dailamiy serta Al Qadha’iy,”Sebagian darinya menguatkan yang lainnya” (lihat, Kasyf Al Khafa, 2/326). Hal ini menujukkan bahwa hadits ini hasan.

Dari hadits di atas bisa disimpulkan bahwa kewibawaan seseorang di hadapan makhluk Allah lainnya bergantung kepada kadar takutnya kepada Allah, sebagaimana yang disampaikan oleh Yahya bin Mu’adz Ar Razi,”Sesuai dengan kadar takutmu kepada Allah, makhluk segan kepadamu” (lihat, Kasyf Al Khafa, 2/326).

Berkenaan dengan hadits ini, Al Munawiy mengkisahkan bahwa salah satu dari syeikh beliau telah membuktikan kebenarannya. Beliau tidak takut sama sekali terhadap binatang buas. Bahkan pernah suatu malam syeikh beliau itu terpaksa menginap di bangunan untuk makam yang jauh dari pendunduk. Di malam harinya dua ular besar datang mendekat dan mengelilingi beliau, hal itu berlangsung hingga pagi hari dan sang syeikh pun menyampaikan,”Perasaanku tidak berubah karena dominasi rasa yaqin dan tawakkal” (Faidh Al Qadir, 1/427).

Kebaikan Banyak, Pengamalnya Sedikit  

Posted by: Sahabat Sejati in

Kebaikan Banyak, Pengamalnya Sedikit

 
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :اَلْخَيْرُ كَثِيْرٌ وَ مَنْ يَعْمَلْ بِهِ قَلِيْلٌ –الطبراني

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,"Kebaikan banyak namun orang yang mengamalkannya sedikit. (Riwayat Ath Thabarani, dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthi).

Al Munawi menjelaskan bahwa amalan kebaikan amat banyak sekali bentuknya, namun karena manusia banyak menyibukkan diri dalam urusan dunia dan melalaikan hal-hal yang memberikan manfaat untuk kehidupan akhirat, sehingga hanya sedikit dari mereka yang mengamalkan kebaikan.

Yang juga menyebabkan sedikitnya manusia melaksanakan kebaikan adalah kejahilan mereka mengenai rahasia syariat, bahwa setiap perkara mubah bisa bernilai sebagai ketaatan yang berpahala sesuai dengan niatnya. Sebagaimana kalau seseorang yang meniatkan dalam makannya untuk memperkuat fisik dalam berjihad, shalat atau puasa. Sebagaimana juga jika seseorang meniatkan diri dalam jima’nya utuk menjaga diri dari perzinaan atau agar memperoleh anak yang shalih. (lihat, Faidh Al Qadir, 3/681)

Yang Shalih Beristighfar, Bagaimana Pendosa?  

Posted by: Sahabat Sejati in

Yang Shalih Beristighfar, Bagaimana Pendosa?


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: تُوْبُوا إِلَى اللَّهِ تَعاَلَى فَإِنِّي أَتُوْبُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ -البخاري في أدب المفرد
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali”. (Riwayat Al Bukhari dalam Adab Al Mufrad dan dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthiy)

Al Hafidz Al Ala’iy menjelaskan bahwa maksud taubat di hadits itu adalah taubat istighfar, yang mana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam banyak melakukannya. 
Imam Al Ghazaliy menjelaskan bahwa bentuk taubat itu bertingkat-tingkat sesaui dengan kondisi keimanan pelakunya. Bertaubatnya orang kebanyakan dalah bertaubat dari dosa-dosa yang telah ia lakukan. Sedangkan taubatnya orang shalih adalah taubat dari kelalaian hati. Dan taubat bagi orang-orang yang mencapai derajat keshalihan yang cukup tinggi (khawwas al khawwas) adalah istighfar dari perhatiannya terhadap selain Allah Ta’ala, karena kata “dzanbun” (dosa) secara bahasa bermakna derajat lebih rendah seorang hamba. Dengan demikian, setiap derajat keimanan memiliki taubat sendiri, hingga dengan taubat derajat keimanan dan derajat pertaubatan semakin meningkat.

Imam Al Munawiy menjelaskan bahwa ada perbedaan penyebutan jumlah taubat dalam hadits ini dan hadits lainnya yang menyebutkan 70 kali, namun itu semua cermin banyaknya istighfar bukan pembatasan jumlah istighfar yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (lihat, Faidh Al Qadir, 3/361,362).

Jika Rasulullah Shallallallahu Alalihi Wassallam perbanyak istighfar dalam setiap harinya, begaimana dengan kita “bangsa awam” yang banyak dosanya?


Sumber: Hidayatullah.com

Rasulullah Pun Tawarkan Bantuan kepada Pembantu  

Posted by: Sahabat Sejati in


Rasulullah Pun Tawarkan Bantuan kepada Pembantu


كَانَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم مِمَّا يَقُوْلُ لِلْخَادِمِ: أَلَكَ حَاجَةٌ؟ -أحمد


Artinya: Dari apa-apa (yang banyak) dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kepada pembantu beliau,”Apakah engkau memerlukan sesuatu?” (Riwayat Ahmad, dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthi)

Dalam periwayatan yang lengkap disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menawarkan bantuan kepada pembantu beliau, hingga suatu saat sang pembantu menjawab,"Saya memerlukan agar Anda memberi syafaat untuk saya di hari kiamat." Dan Rasulullah pun mengiyakan, namun meminta kepada pembantu beliau itu untuk memperbanyak sujud.

Ibnu Arabi menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan kesempurnaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam segala persoalan (Faidh Al Qadir, 5/229). Bagaimana tidak, perkataan yang biasa disampaikan oleh pembantu kepada majikan seperti,”Ada yang perlu saya lakukan?”, “Ada yang bisa saya bantu?” atau ungkapan lainnya malah disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada pembantu beliau.

Nah, jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam amat memuliakan pembantu dan tidak merendahkan mereka, bagaimana dengan sikap kita terhadap pembantu?

Wahai Muslimah, Dekaplah Suamimu!  

Posted by: Sahabat Sejati in

Wahai Muslimah, Dekaplah Suamimu!


Oleh: Abu Hudzaifah, Lc.


“Lepaskan kepergian suamimu dengan doa dan sambutlah kedatangannya dengan senyuman. Anak-anak kita mengajarkan kepada orangtua bagaimana sepatutnya menyambut kedatangan mereka. Ya, mereka akan berlari penuh gembira sambil berucap, “Ayah datang… Ayah datang…” Sambutan yang baik kepada suami ketika pulang ke rumah, berarti mengusir segala keletihan, meringankan beban hidup, dan pekerjaan dengan segala probelatika yang dihadapinya. ‘Ritual’ semacam ini bagi seorang istri yang cerdik merupakan sebuah latihan rohani dan jasmani.” (Daqqatul Qulub, Dr. Muhammad Nabil Kazim).
***

ADA sebuah kisah yang cukup menarik untuk disimak yang menggambarkan betapa seorang suami sangat butuh respon positif dari istrinya manakala sang suami tengah menghadapi masa-masa yang sulit dan mengelisahkan. Kisah tersebut dialami oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam  bersama istri beliau, Khadijah.
Aisyah bertutur, “Awal permulaan wahyu kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam  adalah mimpi yang benar. Beliau tidak melihat sesuatu mimpi, kecuali mimpi tersebut datang seperti cahaya subuh. Kemudian beliau menyendiri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam sebelum kembali ke keluarganya dan mengambil bekal untuk kegiatannya itu sampai beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril pada saat berada di Gua Hira.
Malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah!”

Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam n menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Beliau menuturkan, “Lalu malaikat itu memegang dan mendekapku sampai aku merasa lelah. Kemudian ia melepaskanku dan megnatakan, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku tidak dapat membaca!’
Malaikat itu mengulanginya untuk yang ketiga sambil mengatakan, “Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq; bacalah, dengan  menyebut nama Rabbmu yang menciptakan.” (Al-’Alaq [96] : 1).

Kemudian Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam  pulang. Kepada istrinya, Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Lalu beliau diselimuti sampai rasa keterkejutannya hilang. Kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku Khawatir terhadap diriku.”
Khadijah menjawab, “Tidak. Demi Allah, sama sekali Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sebab, engkau orang yang mempererat tali persaudaraan dan memikul beban orang lain. Engkau orang yang menghormati tamu, membantu orang yang susah, dan membela orang-orang yang berdiri di atas kebenaran.” (HR. Bukhari).

Dekaplah suamimu. Sebagain orang memandang itu hanya layak dilakukan di saat-saat bulan madu. Seakan-akan masa-masa romantis itu hanya ada di awal-awal pernikahan. Seolah-olah perhatian kepada pasangan terlihat dan terwujud permulaan membanggun rumah tangga.

Bukan seperti itu. Kedekatan antara suami istri tetap diperlukan, seberapaun usia pernikahan Anda. Suami Anda butuh dampingan dari istri, guna memberikan secercah harapan dalam mengerakkan bahtera rumah tangga. Saat suami gelisah, khawatir, dan cemas, yang diperlukan adalah ketenangan. Bila mengetahui kondisi demikian, maka seyogyanya seorang istri sigap dan segera memberikan ketenangan bagi sang suami. Tak jarang kita temui para istri yang acuh tak acuh menyaksikan kondisi suaminya yang tengah dilanda kecemasan. Sehingga, sang suami merasa seolah-olah hanya dia yang menanggung beban tersebut.

Segeralah beri kesejukan pada suamimu. Segeralah beri ketenangan padanya. Segeralah bersikap seolah-olah engkau ikut serta dalam masalah yang tengah dihadapinya. Niscaya itu merupakan resep mujarab yang dapat mendatangan ketenangan baginya.

Sekali lagi, berilah ketenangan pada suami. Jangan sampai suamimu merasakan bahwa ia hidup sendiri. Tunjukkan empatimu padanya. Berikan solusi terbaik padanya. Berikan motivasi padanya. Pompa semangatnya. Munculkan harapan baginya. Semoga, keharmonisan tetap menyapa.*

Penulis buku, tinggal di Solo, Jawa Tengah 


Red: Cholis Akbar

Sumber : Hidayatullah.com

Cara Menghilangkan Tanda Obeng dan Tang (Quickedit)  

Posted by: Sahabat Sejati in


Cara Menghilangkan Tanda Obeng dan Tang (Quickedit)

Dimana kita menemukan tanda Obeng dan Tang?mungkin ini pertanyaan pertama anda saat lihat postingan saya ini,,sekarang saya langsung jawab ya tanda obeng dan tang kita temukan saat kita mengedit blog kita dan melihatnya maka akan muncul tanda2 ini di setiap halaman gadget kita maksudnya supaya kita bisa langsung edit gadget kita,,untuk menghilangkan tanda tersebut ikuti langkah-langkah dibawah ini:

1. Login ke blogger anda seperti biasa
2. Klik Tata Letak (layout)
3. Klik tab Edit HTML.
4. Cari kode seperti ini :


]]> </b:skin>


5.Copy paste kode berikut persis di atas kode yang tadi :


.quickedit{
display:none;
}


6.Klik tombol Simpan template.

7.Selesai dan lihat hasil kerja anda ,,,

Good Luck!!!

Ya Rasullallah  

Posted by: Sahabat Sejati in



YA RASULALLAH

Ya Rasulullah..
Aku ingin menjadi santri berbaju putih yang tiba-tiba datang
menghadapmu,
Duduk menyentuhkan lututnya pada lututmu yang agung
Dan meletakkan telapak tangannya di atas paha muliamu,
Lalu aku akan bertanya….???
Ya Rasulullah…
Tentang Islamku,
Ya Rasulullah..
Tentang Imanku,
Ya Rasulullah…
Tentang Ihsanku.

Ya Rasulullah…
Mulut dan hatiku bersaksi tiada Tuhan selain Allah 
dan bersaksi bahwa Engkaulah utusan allah
Tapi ku sembah jua diriku
Astaghfirullah…!! Dan risalahmu,
hanya ku baca bagai sejarah.

Ya Rasulullah…
Setiap saat jasadku shalat
Setiap kali diriku bersimpuh
Diriku juga yang ku ingat,
Setiap saat ku baca shalawat
Setiap saat tak lupa ku sampaikan salam
”Assalamu ‘alaika ayyuhan Nabiyu warahmatullahu wabarokatuh”
Salam padamu wahai nabi juga rahmat dan berkat allah
Tapi tak pernah ku sadari apakah di hadapanku 
Kau menjawab salamku bahkan apakah aku menyalamimu.

Ya Rasulullah..
Ragaku berpuasa dan jiwaku ku lepas bagai kuda

Ya Rasulullah… 
Sekali-kali ku bayar zakat dengan niat mendapat balasan kontan dan berlipat

Ya Rasulullah… Aku pernah naik haji sambil menaikkan gengsi.

Ya Rasulullah… Sudah Islamkah aku?

Ya Rasulullah…
Aku percaya Allah dan sifat-sifatNYA,
Aku percaya malaikat,
Percaya kitab suci-NYA,
Percaya Nabi-nabi utusan-NYA,
Aku percaya akhirat,
Percaya Qada Qadar-NYA
Seperti yang ku catat dan ku hafal dari Ustadz,
Tapi aku tak tahu seberapa besar itu mempengaruhi kelakuanku.

Ya Rasulullah…
Sudah Imankah aku…???

Ya Rasulullah… Aku dengar panggilan
Aku menghadap Allah
Tapi apakah DIA menjumpaiku sementara wajah dan hatiku tak menentu?

Ya Rasulullah…
Dapatkah aku berihsan…???
Ya Rasulullah…
Ku ingin menatap meski sekejap wajahmu yang elok mengelok
Setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulullah…
Ku ingin mereguk senyummu yang segar setelah dahaga di padang kehidupan hambar hampir membuatku terkapar.

Ya Rasulullah…
Meski secercah teteskan pada ku cahayamu buat bekalku sekali lagi menghampiri-NYA.

(KH MUSTOFA BISRI, Gus Mus)